Apapun aspek kehidupan, harus dijalankan berdasarkan kebenaran. Itulah prinsip dasar dalam tatanan adat Minangkabau. Lalu akan menjadi perta...
Apapun aspek kehidupan, harus dijalankan berdasarkan kebenaran. Itulah prinsip dasar dalam tatanan adat Minangkabau. Lalu akan menjadi pertanyaan, apa standar kebenaran tersebut? Ap yang menjadi landasan dasar dalam menentukan kebenaran tersebut?Menurut adat Minangkabau, sumber kebenaran atau patokan utama sebuah untuk menentukan kebenaran sesuatu ada 4. Dalil Kato Allah, Dalil Kato Nabi, Dalil Kato Pusako dan Buah Kato Mufakaik.
Penjelasan perkataan adat di atas dijelaskan dengan menganalogikan pada alam. Jika ingin melempar buah, lemparlah tangkai buah tersebut agar bisa jatuh. Bila ingin menebang pohon tebanglah pada pangkal agar sempurna robohnya pohon. Ketika memahat, pahatlah pada bagian yang telah digariskan. Dalam artian singkat kebenaran harus benar benar tepat sasaran agar mendapatkan hasil yang diinginkan dalam kehidupan.
Dalil Kato Allah
Merupakan sumber kebenaran yang paling tinggi tingkatannya dalam adat Minangkabau. Rujukan kebenaran dipulangkan kepada Al Quran. Sifat Mutlak dan tak terbantah berada dalam dalil ini. Karena semua yang ada dimuka bumi ini adalah milikNya dan harus patuh padaNya.Dalil Kato Nabi
Sumber kebenaran ini berasal dari utusan Allah. Para nabi Allah, semua perkataan, perbuatan yang dilakukan oleh nabi Allah tersebut menjadi pedoman umum dalam menilai benarnya sesuatu. Pokok utama dalam dasar menuju kebenaran ini berpulang pada Hadits atau Sunah. Fungsi dari hadits ini adalah memberikan rincian lebih khusus dari beberapa hal yang diterangkan dalam Al Quran.Dalil Kato Pusako
Inti kebenaran dari Kato Pusako ini adalah pada prinsip yang telah digariskan oleh nenek moyang. Lebih umum prinsip ini bersumber pada alam sehingga dikenal sebuah pepatah alam takambang jadi guru. Lebih lanjut dijelaskan dalam sebuah rujukan adat pada kalimat : Malantiang manuju tankai, tantang bana buah ka lareh, manabang manuju pangka, tantang bana ka rueh. Mamaek manuju barih, tantang bana ka tambuak.Penjelasan perkataan adat di atas dijelaskan dengan menganalogikan pada alam. Jika ingin melempar buah, lemparlah tangkai buah tersebut agar bisa jatuh. Bila ingin menebang pohon tebanglah pada pangkal agar sempurna robohnya pohon. Ketika memahat, pahatlah pada bagian yang telah digariskan. Dalam artian singkat kebenaran harus benar benar tepat sasaran agar mendapatkan hasil yang diinginkan dalam kehidupan.
Dalil Kato Mufakaik
Kebenaran juga bisa bersumber salah satunya pada hasil sebuah musyawarah dan mufakat. Sejatinya, musyawarah dan mufakat ini tentu dilaksanakan untuk mendapatkan jalan terbaik dan menegakkan keadilan. Sebuah mufakat yang dilakukan akan mengambil hukum hukum umum dari tiga dasar sebelumnya. Kebenaran yang telah ditetapkan dalam hasil sebuah mufakat juga wajib dilaksanakan, karena dalam adat Minangkabau mufakat adalah raja dari sebuah kelompok. Mengenai kekuatan mufakat ini diungkapkan oleh adat sebagai berikut.
Tampak jelas bahwasanya mufakat adalah raja dari kaum. Bukan orang yang menjabat raja yang sebenarnya raja dan memiliki kekuasaan. Sebab jika orang tersebut tidak benar bisa saja dijatuhkan. Hal ini dianggap sah oleh adat, dicerminkan dari pepatah “rajo adil rajo disambah, rajo lalim rajo disanggah (raja adil akan disembah raja zalim raja yang akan ditentang”.Walaupun inggok nan mancakam
Kuku nan tajam tak baguno
Bago mamegang tampuak alam
Kato mufakaik nan kuaso
Agiah Komen Gai La Sanak